4.2.09

kaya atau bahagia

It is 01.29 AM. I'm chatting with my best friend, Vika.

Sahabat saya, Vika Rahma, melontarkan kembali pertanyaan yang pernah dia lontarkan ke saya sekitar 2 tahun yang lalu...

"Lo mendingan kaya tapi gak bahagia,
atau kere tapi bahagia?"

Pertanyaan klasik ya.. antara kaya dan bahagia, bagaikan hidup dan mati, seolah sangat berlawanan..

Dua tahun yang lalu, saya spontan menjawab, "Ya mendingan kaya tapi gak bahagia lah! Kebahagiaan kan bisa aja dibeli!"
itulah saya dahulu. Dangkal, dungu, atau mungkin goblok.

Tapi, sekarang jawaban saya berbeda. Sekarang, tanggal 5 februari, pukul 01.29 pagi, saya menjawab, "Mendingan kere tapi bahagia, Vik. Kebahagiaan itulah yang akan membuat gw kaya, bukan duit."
.
.

I know you probably think I'm a fat ass hypocrite for saying that. Yes, I still think money is important, but I'm just saying that if I had to choose, I would rather be rich of happiness than be rich of money. Wow, I must be growing wiser, huh?!?!

So, where is my source of happiness? It seems to be missing lately.
.
.

This post is dedicated to my best friends, Tono and Vika. There are obstacles in life, but we're strong and we got each other's back!
Badai pasti berlalu kok. We'll get through it.
We're gonna be somebody big someday, I can feel it!
Amiiiiiin. =)

1 comment:

Vs photography said...

hmmm...
Kere, Kaya, Happy, Unhappy??

tapi kita kaya & bahagia.. :)